Aceh Barat | Atjeh Terkini.id – Polemik seputar aktivitas pertambangan di Aceh Barat kembali menghangat. Kali ini, Aliansi Masyarakat Peduli (AMP) Aceh Barat angkat bicara dan menyentil keras sikap sepihak Wahana Generasi Aceh (WANGSA) yang terus menyuarakan penolakan terhadap PT Megalanik Garuda Kencana (MGK).
Koordinator AMP, Indra, dalam keterangannya kepada AtjehTerkini.id pada Sabtu, (21/6/2025), menyebut sikap WANGSA tidak adil dan terkesan tendensius.
“Kenapa hanya Megalanik yang dihantam? Apakah perusahaan lain yang juga merusak lingkungan ditutup matanya? Ini tidak sehat untuk logika publik,” ujar Indra.
AMP mempertanyakan motif WANGSA yang hanya menyoroti satu perusahaan, padahal realitas di lapangan menunjukkan bahwa di wilayah Sungai Mas, Pante Ceureumen, hingga Panteun Reu, aktivitas tambang rakyat dengan alat berat juga marak dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
“Jangan seolah-olah Megalanik satu-satunya penyebab kerusakan. Kalau mau bicara lingkungan, mari evaluasi semua. Tapi jangan jadikan Megalanik tumbal isu,” tegasnya.
Indra menyampaikan bahwa PT MGK adalah satu dari sedikit perusahaan yang menunjukkan komitmen sosial di Aceh Barat. Dengan pemiliknya adalah putra Aceh sendiri, MGK dinilai membawa pendekatan lokal dan memberikan lapangan kerja langsung kepada warga gampong yang sebelumnya sulit mendapatkan penghasilan tetap.
“Mereka bantu rehab masjid, mereka beri beasiswa untuk anak-anak Aceh, dan yang paling penting: mereka pekerjakan anak daerah. Apa itu salah?”
Indra juga memperingatkan bahwa narasi sepihak yang dibangun WANGSA bisa berdampak buruk pada kepercayaan publik dan investor terhadap proyek yang legal dan berpihak pada masyarakat.
“Kami minta adik-adik WANGSA berpikir lebih luas. Jangan sempitkan logika. Kalau bicara atas nama rakyat, dengar dulu suara rakyat yang benar-benar merasakan dampaknya,” ujarnya.
Sebagai penutup, AMP Aceh Barat menegaskan bahwa pihaknya mendukung segala bentuk pengawasan terhadap pertambangan, asalkan dilakukan adil dan tidak bermuatan agenda tersembunyi.
“Rakyat butuh keadilan, bukan kegaduhan. Kita kawal lingkungan, tapi jangan mengorbankan harapan rakyat kecil demi kepentingan segelintir orang,” tutup Indra.(TTM)