Bireuen | Atjeh Terkini.id – Perayaan Maulid Nabi di Gampong Meunasah Reudeup, Kecamatan Pandrah, Kabupaten Bireuen berlangsung semarak dengan kehadiran grup zikir yang membawakan lantunan zikir khas Aceh, atau yang biasa disebut meudike dalam bahasa Aceh, Minggu (17/11/2024).
Tradisi zikir (Meudike) ini menjadi salah satu bentuk penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus sarana menjaga kebersamaan dalam masyarakat.
Grup Zikir itu sangat memukau masyarakat/anak-anak, dan Kaum hawa serta undangan lainnya di desa Meunasah Reudeup, Zikir yang sedang bekerja memukul Gendang para murid Dayah Ruhul Mudi, Abiya Jeunieb tersebut.
ZIKIR dari Kecamatan Jeunieb tersebut tampil memukau dengan suara merdu dan harmonisasi yang menggetarkan hati.
Lantunan zikir yang mereka bawakan menggema, meudike yang serentak menciptakan suasana penuh kekhusyukan di tengah para undangan yang hadir.
Meudike adalah salah satu tradisi Aceh yang dilakukan dengan sangat unik dan menarik. Para anggota meudike mengoyang tubuh serentak secara bersamaan sembari dilantun zikir.
Tokoh masyarakat, Anwar Duta mengungkapkan kebanggaannya atas antusiasme para masyarakat dan anak-anak begitu tinggi dalam mensukseskan acara maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
“Kehadiran grup zikir ini semakin memeriahkan perayaan Maulid Nabi, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya menjaga tradisi meudike sebagai bagian dari identitas budaya Aceh,” ujar Anwar Duta.
Selain zikir, para tamu disuguhi sajian maķan khas Aceh yang juga menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Maulid. Kuah dalica yang dimasak dan masak merah dengan ditambah lagi telur atau biasa disebut kuah Sop, dan sebagainya daging sapi khas Aceh turut melengkapi kebersamaan dalam perayaan tersebut.
Makanan ini melambangkan semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat Aceh dalam berbagi rezeki.
Masyarakat, baik tua maupun muda, tampak larut dalam kebahagiaan. Perayaan ini tidak hanya menjadi ajang ibadah dan syiar Islam, tetapi juga momen untuk mempererat silaturahmi dan menjaga kelestarian budaya lokal yang kian tergerus oleh modernisasi.
Perayaan Maulid Nabi di Aceh, khususnya di wilayah Kecamatan Pandrah, dan Kabupaten Bireuen pada umumnya, adalah cerminan dari kekayaan budaya dan nilai spiritual yang diwariskan turun-temurun.
Zikir meudike dan merupakan hasil khas kerja para Santri Ruhul Mudi Abiya Jeunieb, dalam perayaan ini mengajarkan generasi muda pentingnya menghormati hasil kerja anak-anak Dayah, sambil tetap menanamkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tradisi ini menjadi warisan berharga yang perlu dilestarikan sebagai identitas kultural Aceh yang sarat makna.(Umar A Pandrah).