Meulaboh | Atjeh Terkini.id – Banjir besar dan longsor bertubi-tubi membuat Gampong Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen, terputus total dari dunia luar. Jalan hilang diseret arus, tebing runtuh menutup akses, dan warga terjebak tanpa bantuan.
Dalam kondisi kritis itu, tim gabungan yang terdiri dari Polsek Pante Ceureumen, Posdaramil, Puskesmas Pante Ceureumen, dan Tim Kontinjensi Polres Aceh Barat bergerak menuju lokasi pada Rabu, (10/12/2025).
Pergerakan dipimpin Kapolsek Pante Ceureumen IPTU Faisal Riza, bersama personel Polres Aceh Barat, Posdaramil 05/Pancer, Kepala Puskesmas Khairuman, dr. Eri Satria, dan Dokkes Polres Aceh Barat Aipda Ns. Muklis, S.Kep. Mereka membawa obat-obatan serta perlengkapan kesehatan untuk menangani warga yang mulai mengalami gangguan kesehatan.
3 Jam Perjalanan Mematikan: Longsor Aktif, Jalan Hilang, Lumpur Menggulung Rute.
Untuk mencapai Sikundo, tim gabungan harus berjalan kaki lebih dari 3 jam, menembus medan ekstrem yang dipenuhi:
Empat titik longsor aktif, Tebing runtuh dan licin, Jalan yang hilang dihantam banjir, Lumpur tebal yang nyaris menelan pijakan, Sungai melebar yang memutus jalur darat
“Beberapa anggota hampir tergelincir, tapi warga di dalam sana menunggu. Tidak ada pilihan selain menerobos,” ujar IPTU Faisal Riza.
Setiba di Sikundo: Obat Habis, Anak-anak Lemas, Warga Mulai Sakit
Saat tim tiba, mereka mendapati warga dalam kondisi memprihatinkan. Stok obat habis total, air bersih minim, listrik padam, dan banyak warga mulai mengalami:
Demam, Batuk, Luka akibat berlari menyelamatkan diri, Kelelahan berat, Anak-anak tampak lemas.
Tenaga medis langsung bergerak cepat melakukan pemeriksaan, memberikan obat, vitamin, dan perawatan luka. Lansia dengan tekanan darah tinggi mendapat penanganan khusus.
“Kita harus stabilkan kondisi warga dulu. Jika tidak ditangani segera, risikonya meningkat,” jelas dr. Eri Satria.
Jeritan Warga Sikundo: “Kami Butuh Jalan! Hasil Tani Kami Terperangkap!”
Di tengah pemeriksaan kesehatan, warga menyuarakan harapan paling mendesak kepada pemerintah: perbaikan akses jalan.
“Kami minta pemerintah secepatnya memperbaiki jalan kami. Banyak kendaraan tidak bisa keluar. Hasil tani kami terperangkap—kami mau bawa ke mana?” kata seorang warga dengan nada penuh keputusasaan.
Bagi warga Sikundo, jalan adalah urat nadi ekonomi. Tanpa akses keluar, hasil kebun seperti kopi, pinang, kelapa, dan pisang tidak bisa dipasarkan.
“Kalau jalan tidak dibuka, kami tidak bisa bekerja. Tidak bisa menjual hasil tani. Tidak bisa keluar masuk membawa kebutuhan,” tambah warga lainnya.
Akses Lumpuh Total, Bantuan Dipanggul Manual
Per Rabu malam, akses menuju Sikundo masih lumpuh total. Tidak satu pun kendaraan bisa masuk. Semua bantuan dipanggul manual melewati jalur licin dan terjal. Tim gabungan menyusun langkah pembukaan jalur darurat, termasuk usulan pengerahan alat berat.(**)














