Pembina Yayasan Geutanyoe : Luasnya Perkebunan Sawit Salah Satu Penyebab Banjir di Aceh

- Jurnalis

Kamis, 25 Desember 2025 - 09:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pembina Yayasan Geutanyoe Aceh, Nasruddin SE.

Pembina Yayasan Geutanyoe Aceh, Nasruddin SE.

Langsa | Atjeh Terkini – Pembina Yayasan Geutanyoe Aceh Nasruddin menyebut banjir disebabkan luasnya pembukaan lahan sawit yang mencapai puluhan ribu hektar di area hutan tropis Provinsi Aceh.

“Pembukaan lahan perkebunan Kelapa Sawit, jangankan pohon besar, rumput aja ditebas. Pohon sawit tidak menyerap air karena akar serabut, beda dengan pepohonan lain yang memiliki akar tunggal yang mampu menyerap dan menyimpan air,” ujar Nasruddin dihadapan para puluhan peserta dari PWI Langsa dan mahasiswi IAIN Langsa academic Partner IAIN Langsa di Noka coffe Langsa, Rabu (24/12/25).

Lanjutnya, berdasarkan observasi ke lapangan ada puluhan ribu hektar hutan di hulu Kabupaten Aceh Tamiang di tebas dijadikan perkebunan sawit. Demikian halnya dengan daerah lainnya yang juga memiliki lahan perkebunan sawit.

Baca Juga :  Pemko Langsa Gencarkan Program Bantuan Pasca Bencana Banjir

Luas lahan sawit yang masif ini, mencapai 35.188 hektare, menunjukkan deforestasi signifikan di daerah hulu. Skala ini sangat besar dan berpotensi mengganggu fungsi ekologis hulu sebagai penyimpan dan pengatur air.

Dari 35.188 hektar, pihaknya menemukan lahan terlarang yang di tanami sawit yaitu 488 hektar berada dikawasan taman Nasional. Hutan lindung seluas 525 hektar.

Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan observasi penggundulan hutan dijadikan lahan perkebunan sawit menjadi salah satu penyebab terjadi banjir.

“Hari ini kita berbicara tentang penanggulangan bencana, tapi tak pernah memikirkan tentang mencegah terjadinya bencana banjir,” paparnya.

Baca Juga :  IMI Kota Langsa Distribusi Bantuan Korban Banjir 

Dikatakan, seperti pemadam kebakaran hanya bertugas memadamkan api, tapi tak pernah mensosialisasikan pencegahan terjadinya kebakaran.

“Harusnya pemerintah melakukan hal itu, agar banjir tidak terjadi lagi beberapa tahun kedepan. Pembukaan lahan perkebunan sawit harus di tinjau kembali,” kata Nasruddin lagi.

Dampak banjir terlihat nyata, seluruh sektor kehidupan masyarakat rusak. Menurutnya, Kabupaten Aceh Tamiang paling parah, ratusan rumah warga terseret banjir sekalian dengan sejumlah fasilitas umum lainnya.

“Dua hari lagi genab sebulan bencana banjir melanda Aceh, namun Aceh Tamiang masih berstatus darurat,” pungkas Nasruddin.(**)

Berita Terkait

Walikota Langsa Salurkan Paket Bantuan Kepada Anak Yatim 
BNPB akan Pulihkan Kondisi Kota Langsa Pasca Banjir
Reportase, KEJ dan Wartawan Pembawa Berita Baik
Sulitnya Dapatkan Gas LPG 3 Kg di Kota Langsa
Peduli Bencana Banjir, Pemko Langsa GPM
Warga Girang, Listrik Mulai Kembali Normal di Kota Langsa
Warga Langsa Gembira, Bantuan Beras Korban Banjir Kembali di Salurkan Walikota
Listrik Padam, Begini Bincang Walikota dengan Manager PLN UP3 Langsa
Berita ini 51 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 27 Desember 2025 - 17:29 WIB

Walikota Langsa Salurkan Paket Bantuan Kepada Anak Yatim 

Kamis, 25 Desember 2025 - 09:41 WIB

Pembina Yayasan Geutanyoe : Luasnya Perkebunan Sawit Salah Satu Penyebab Banjir di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 - 22:57 WIB

BNPB akan Pulihkan Kondisi Kota Langsa Pasca Banjir

Senin, 22 Desember 2025 - 14:51 WIB

Reportase, KEJ dan Wartawan Pembawa Berita Baik

Kamis, 18 Desember 2025 - 17:44 WIB

Sulitnya Dapatkan Gas LPG 3 Kg di Kota Langsa

Berita Terbaru

Pemerintahan

Pemko Langsa Gencarkan Program Bantuan Pasca Bencana Banjir

Minggu, 28 Des 2025 - 19:34 WIB

Aceh Utara

Bupati Aceh Utara Dampingi Wakapolri Tinjau Lokasi Banjir

Minggu, 28 Des 2025 - 13:41 WIB

Aceh Utara

Kominfo Aceh Utara Sambung Komunikasi yang Terputus

Sabtu, 27 Des 2025 - 18:08 WIB

Langsa

Walikota Langsa Salurkan Paket Bantuan Kepada Anak Yatim 

Sabtu, 27 Des 2025 - 17:29 WIB