Aceh Selatan | Atjeh Terkini.id – Terpilihnya seorang perempuan sebagai Keuchik membawa harapan baru bagi masyarakat. Sosok pemimpin perempuan ini mampu mewarnai masyarakat yang bermayoritas cendrung berpikiran konservatif, khususnya di Provinsi Aceh.
Novita Anggriani, Keuchik terpilih di Pilchiksung Desa Luar Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh selatan pada Kamis 18 Desember 2025 yang lalu.
Sebagian masyarakat menyambut positif kepemimpinan perempuan ini karena dianggap lebih dekat dengan warga, terutama kaum ibu, peduli terhadap persoalan sosial, serta mampu mengakomodir aspirasi kaum perempuan dan generasi muda. Selain itu, kehadirannya juga menjadi simbol kesetaraan gender dalam kepemimpinan desa.
Tantangan tentu hadir dalam setiap perjuangan, dominasi kaum Konservatif yang bermayoritas Gen Baby Bomer dan Gen X terus menerus ingin memaksakan kebiasaan lama, sebagaimana mana kepemimpinan pada Level Keuchik wajib di isi laki – laki semata.
“Ini panggilan nurani. Saya sedih, banyak masyarakat mengeluhkan tata kelola pelayanan kantor desa di nilai tidak efektif, mungkin dengan amanah ini kita usahakan memberikan pelayanan yang ramah dan efisien dengan menghadirkan putra putri terbaik membantu saya untuk bersama-sama membangun desa yang lebih maju, adil, dan sejahtera,” ujar Novita Anggriani kepada AtjehTerkini.id, Rabu (24/12/25).
Dengan kepemimpinan perempuan ini, beliau berharap masyarakat desa berpikir terbuka terhadap fungsi Keuchik secara umum, bukan hanya berfokus terhadap acara hajatan, pesta nikah maupun sunatan semata, tapi bagaimana keadilan hadir memenuhi masyarakat, adanya perubahan nyata, mulai dari pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi warga, hingga penguatan peran perempuan dalam berbagai sektor kehidupan desa.
“Kita usahakan berkeadilan dalam tata kelola bantuan sosial seperti PKH, BLT maupun bantuan lainnya, Kita optimalkan peran Keuchik, perangkat desa, Tuha Peut, kadus sesuai tugas masing-masing, sehingga tata kelola pelayanan desa hadir nyata kepada masyarakat memenuhi harapan yang kita inginkan,” paparnya lagi.
Perempuan kelahiran 27 Mei 1993 tersebut adalah ibu dari 4 orang anak, tamatan Bimbingan Konseling Universitas Syiah kuala, beliau seorang pengusaha, memiliki beberapa usaha toko baju serta kuliner di area Kota Fajar.
Kesibukan tersebut tidak memudarkan niatnya untuk berhenti dalam menjemput perubahan di desanya, dalam kesempatan kontestasi Pilchiksung seminggu yang lalu, ikut mengambil bagian untuk mencalonkan diri sebagai kandidat Keuchik.
Selain itu, ia juga berencana mendorong program pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya bagi kaum perempuan dan pemuda desa. Melalui pelatihan keterampilan, penguatan UMKM, serta pemanfaatan potensi lokal, diharapkan perekonomian warga dapat meningkat secara berkelanjutan.
Kemenangan Keuchik perempuan ini dalam pemilihan kepala desa juga menjadi bukti bahwa masyarakat Aceh secara umum semakin terbuka terhadap kepemimpinan perempuan. Tidak lagi melihat gender sebagai batasan, warga lebih menilai kapasitas, integritas, serta visi-misi yang ditawarkan untuk kemajuan desa.(Khairul Miza)














