Aceh Utara | Atjeh Terkini.id – Aceh Utara sebuah kabupaten tertua di Aceh memiliki kekayaan sumberdaya alam yang mencukupi untuk membiayai pembangunan dari Pantonlabu sampai Batee Iliek Samalanga. Luas Aceh Utata dari timur sampai ke barat mencapai 4 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor, sebuah anugerah Allah sejak zaman penjajahan Belanda bahkan masa-masa kerajaan Samudera Pasai, dikenal daerah dataran rendah memiliki lahan pertanian yang subur dan perkebunan yang membentang 160 Km dari arah timur ke barat.
Tanah yang subur dan laut yang memiliki kekayaan melimpah, bahkan sumber daya alam seperti minyak dan gas sampai hari ini masih disedot untuk kekayaan negara. Dengan kekayaan yang dimiliki Aceh Utara telah membawa perubahan bagi keberlangsungan hidup warganya dan masa depan generasi Aceh Utara.
Setelah membentuk Kebupaten/Kota baru di wilayah barat dan tengah yakni Kabupaten Bireun dan Kota Lhokseumawe, sejarah kehidupan masyarakat Aceh Utara tetap mampu bertahan sampai saat ini, bahkan telah mampu membangun proyek monumental dan sarana pendukung pertanian bahkan cagar budaya seperti Situs Islam Samudera Pasai atau Monumen Pase dengan menghabiskan anggaran mencapai 48 M, dan waduk keureutoe dengan anggaran triliunan rupiah, ditambah lagi dengan pembangunan bendung DI Krueng Pase yang mampu mengaliri 8000 an hektare, sedangkan Waduk Keureutoe mampu menyuplai air ke area sawah 9000 hektare. Ini semua berkat doa Aceh Utara bangkit dan maju dari para pendahulu kita.
Kini di tangan pemerintahan baru partai lokal tinggal melanjutkan perjuangan dan doa, anggaran pusat tidak akan datang ke Aceh Utara tanpa dijemput atau pengusulan program-program ke Jakarta.
Kini masyarakat Aceh Utara dari berbagai kalangan selayaknya terus berdoa membantu kesuksesan Aceh Utara bangkit menuju daerah yang mandiri dan bermartabat.
Mari satukan tekad tua-muda, cendikiawan, akademisi, budayawan, para Yang Mulia ulama, santri dayah, organisasi Islam, legislatif, media dan para pelaku usaha yang terpanggil di barisan Aceh Utara bangkit, masyarakat Aceh Utara harus optimis memperbaiki langkah-langkah strategis untuk mencapai taraf hidup yang layak dan kecukupan kebutuhan masyarakat.
Sejarah Aceh Utara mencatat perjalanan terus merobah taraf hidup masyarakat dari tahun ke tahun dan memiliki aset untuk diserahkan kepada Kabupaten/Kota yang dimekarkan, bahkan terus membina dan saling bersinegi. Kemajuan Bireuen misalnya tidak terlepas dari program pembangunan yang dirancang RPJM Aceh Utara sebelum pemekaran Bireuen, menandakan perencanaan secara estafet dari generasi ke generasi.
Kini, kita sebagai pemegang tongkat seyogyanya bahu-membahu mempertahankan perjuangan para pemikir masa lalu yang melibatkan semua komponen masyarakat organisasi pemuda dan LSM sebagai wujud partisipatif dan kearifan lokal.
Di usia ke-79 tahun Sumpah Pemuda, maka para pemudalah menjadi garda terdepan mempertahankan kemajuan pembangunan di berbagai sektor. Ini tanggung jawab bersama executive-pt legislatif dan akademisi, tidak ada kata pensiun bagi generasi tahun 50an, terus bangkit bersama membangun Aceh Utara makmur dan sejahtera.
Panggilan hati bagi kita semua dari berbagai profesi untuk memberi masukan dan saran untuk menuju pembangunan yang adil dan merata.
(Penulis : Hamdani, S.Ag., M.Sos / Alumni Pasca Sarjana IAIN Lhokseumawe)















