Kairo | Atjeh Terkini.id — Provinsi Aceh, kembali mengukir prestasi di panggung dunia. Wahyu Hidayatullah, mahasiswa asal Aceh yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Kairo, berhasil meraih juara ketiga ajang bergengsi Musabaqah Khitabah Bahasa Arab Internasional yang diselenggarakan oleh Markaz Tatwir, Mesir.
Kompetisi ini merupakan bagian dari program tahunan “Mawahib wa Qudurat” edisi ke-4, yang diikuti ratusan peserta dari Asia, Timur Tengah, hingga Afrika. Dari Libya, Tunisia, Palestina, sampai Yaman, namun hanya Wahyu yang mewakili Indonesia, sekaligus satu-satunya peserta dari Asia Tenggara yang berhasil menembus tiga besar.
Babak final berlangsung pada 22 Juli 2025 di Hall Andalus, Azhar Conference Centre, aula bergengsi milik Universitas Al-Azhar yang kerap digunakan untuk forum akademik dan kenegaraan tingkat tinggi.
Dengan semangat anak muda Aceh berjulukan “Serambi Mekkah”, Wahyu tampil percaya diri dan memukau dewan juri. Kompetisi ini menilai ketepatan nahwu sharaf, kekuatan retorika, penguasaan tema dan keaslian gagasan. Meski bukan penutur asli bahasa Arab, Wahyu mampu mengungguli banyak peserta dari negara-negara Arab.
Abdul Muta’ali, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, turut hadir dan menyampaikan apresiasi tinggi. Ia menyebut prestasi Wahyu sebagai bukti keunggulan intelektual mahasiswa Indonesia di dunia internasional, khususnya dari Aceh yang memiliki akar sejarah kuat dengan dunia Islam.
Dalam keterangannya kepada Atjeh Terkini.id, Rabu (23/7/2025), Wahyu mengaku keberhasilannya lahir dari kegelisahan terhadap stereotip lemah terhadap kemampuan bahasa Arab di kalangan mahasiswa Indonesia.
Ia mengaku terinspirasi dari tokoh besar seperti Buya Hamka dan Syekh Albaniyani, ulama Nusantara yang diakui di dunia Arab.
“Hari ini saya berdiri bukan hanya sebagai mahasiswa Al-Azhar, tetapi juga sebagai anak muda Aceh yang ingin membuktikan bahwa bangsa kita mampu bersaing dan dihormati di panggung dunia,” ujar Wahyu.
Dikenal aktif dalam forum dakwah dan kegiatan kebudayaan, Wahyu saat ini juga menjabat sebagai Menteri Koordinator PPMI Mesir. Ia menjadi representasi generasi baru Aceh yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berwawasan global.
Prestasi ini menjadi kebanggaan bersama, bukan hanya bagi Wahyu dan keluarganya, tetapi juga untuk Aceh dan seluruh rakyat Indonesia. Dari tanah rencong yang penuh sejarah, lahir sosok muda yang mampu mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.(**)