Aceh Barat | Atjeh Terkini.id – Suasana tegang mewarnai pinggiran Krung Meulaboh, Kecamatan Pante Ceureumen, Rabu (24/9/2025). Tokoh masyarakat bersama Muspika Pante Ceureumen mendatangi lokasi proyek pembukaan badan jalan batas Nagan Raya dengan Aceh Barat yang di lakukan oleh pemerintah Nagan Raya.
Pantauan langsung Atjehterkini.id di lapangan, setibanya di lokasi rombongan Pante Ceureumen sudah ditunggu Muspika Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, lengkap dengan tokoh masyarakatnya. Adu mulut pun pecah, masing-masing pihak mengklaim wilayah itu masuk dalam kawasan mereka.
“Ini wilayah Aceh Barat, tidak boleh ada proyek tanpa izin kami,” teriak salah satu tokoh masyarakat Pante Ceureumen di tengah kerumunan.
Pihak Seunagan Timur tak mau kalah, menyatakan jalan tersebut berada di wilayah Nagan Raya. Suasana semakin panas, warga dari kedua kubu saling mendekat. Aparat segera menenangkan massa dan memutuskan menghentikan seluruh aktivitas alat berat di lokasi.

Camat Dua Kecamatan Saling Tegas
Camat Pante Ceureumen dan Camat Seunagan Timur yang hadir sama-sama menegaskan, permasalahan ini tidak bisa diputuskan di lapangan. Mereka sepakat persoalan batas wilayah harus dibawa ke meja pertemuan resmi, melibatkan Bupati Aceh Barat, Bupati Nagan Raya, dan DPRK dari kedua kabupaten.
“Kita jangan sampai bentrok. Pemerintah dua kabupaten harus segera duduk, jangan biarkan masyarakat berhadap-hadapan,” kata Om Go, tokoh masyarakat Pante Ceureumen, kepada media.

Aktivitas Terhenti, Warga Masih Siaga
Hingga berita ini diturunkan, alat berat di lokasi masih berhenti total. Warga Pante Ceureumen dan Seunagan Timur tetap berjaga di sekitar kawasan.
Ketegangan di perbatasan Krung Meulaboh kembali membuktikan bahwa konflik tapal batas Aceh Barat–Nagan Raya masih rawan memicu gejolak, jika pemerintah tidak segera mengambil langkah tegas.(**)















