Sang Proklamator Wafat dalam Sunyi, 21 Juni 1970.

- Jurnalis

Sabtu, 21 Juni 2025 - 10:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta | Atjeh Terkini.id – Pagi itu, 21 Juni 1970, Jakarta muram dalam diam. Di Wisma Yaso sebuah rumah tua yang tak lagi megah seperti jabatan penghuninya dulu- Bung Karno menghembuskan napas terakhir.

Tak ada seremoni negara, tak ada pidato perpisahan. Sang proklamator yang dulu mengguncang dunia dengan pekik “merdeka” itu kini berpulang dalam status tahanan politik.

Tubuhnya ringkih oleh gagal ginjal dan penyakit yang dibiarkan menggerogoti. Permintaan anak-anaknya untuk mengobatinya ke luar negeri ditolak oleh rezim baru.

la dibiarkan padam, perlahan, seperti api revolusi yang sengaja ditiup pelan-pelan agar tak menyala lagi.(Historia.id, 2020).

Siapa sangka lelaki flamboyan yang dulu dielu-elukan massa, disegani pemimpin dunia, akhirnya mati dalam kesepian? Setelah G30S 1965, langit politik Indonesia berubah gelap.

Baca Juga :  Pj Gubernur Safrizal Lantik Tiga Kepala SKPA

Bung Karno, yang mencoba berdiri ditengah pusaran ideologi Timur dan Barat, mendadak dianggap musuh oleh bangsanya sendiri. la tidak mengutuk PKI secara terang-terangan, dan itu menjadi alasan sempurna untuk menyingkirkannya.

Kekuasaan perlahan direbut. Di balik layar, skrip kejatuhan ditulis, bukan hanya oleh kekuatan lokal, tapi juga oleh intervensi asing yang memainkan perang dingin di panggung Nusantara.[(Bevins, 2020)].

Di luar tembok Wisma Yaso, propaganda menggila. CIA, MI6, dan militer Indonesia mnenari dalam gelombang informasi, menulis ulang siapa pahlawan dan siapa musuh.

Bung Karno dianggap terlalu kuat, terlalu berbahaya untuk dibiarkanhidup dalam ingatan rakyat. Maka ia tak sekadar dijatuhkan–ia harus dilupakan.

Memoar Oei Tjoe Tat, salah satu orang dalam pemerintahan, mencatat betapa Bung Karno dibiarkan membusuk secara politik dan fisik. la dijaga, bukan untuk dilindungi, tapi untuk diputus dari dunia luar [(Oei Tjoe Tat, 1995)].

Baca Juga :  Pangdam IM Perintahkan Dandim 0115/Simeulue Bantu Penanganan Kebakaran Di Sinabang

Namun sejarah tidak pernah benar-benar bisa dibungkam. Dari buku, dari testimoni, dari luka kolektif, suara Bung Karno kembali bergema. Gelar Pahlawan Nasional yang baru diberikan puluhan tahun kemudian terasa seperti pengakuan yang datang terlambat.

Tapi Bung Karno tak pernah benar-benar pergi. la hadir di tiap pidato kemerdekaan, di tiap poster “Soekarnoisme”, dan di dada mereka yang belum lupa bagaimana cinta bisa dikhianati bangsa sendiri.

DAFTAR PUSTAKA:

1. Bevins, Vincent. The Jakarta

Method. PublicAffairs, 2020.

2. Oei, Tjoe Tat. Memoar Oei Tjoe Tat.

Hasta Mitra, 1995.

3. Historia. “Detik-detik Terakhir.(**)

Dikutip dari postingan tiktok Arif Rahmawan.

Berita Terkait

Wali Kota Banda Aceh Paparkan Konsep Kota Rendah Karbon di Forum Nasional APEKSI 2025
Shelter Lhoknga Sempit, Cermin Perencanaan Kurang Matang
Rayab Besi Gasak Pagar Jembatan Krueng Cut, Walikota Semua Pihak Tingkatkan Pengawasan
PUPR Aceh Percepat Perbaikan Jalan Jelang MTQ ke-37 di Pidie Jaya
Tingkatkan Perlindungan Nasabah, BAS Teken MoU dengan Kejati Aceh
Tausiyah, Santunan Anak Yatim Warnai Peringatan Maulid Dilaksanakan FK.P70
Presiden Prabowo Subianto Secara Resmi Lantik Gubernur Papua dan Kabinet Baru Merah Putih
Waspada! Modus Penipuan Catut Nama Ketua PWI Aceh, Begini Kronologinya
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 14:44 WIB

Wali Kota Banda Aceh Paparkan Konsep Kota Rendah Karbon di Forum Nasional APEKSI 2025

Senin, 20 Oktober 2025 - 16:28 WIB

Shelter Lhoknga Sempit, Cermin Perencanaan Kurang Matang

Minggu, 19 Oktober 2025 - 17:44 WIB

Rayab Besi Gasak Pagar Jembatan Krueng Cut, Walikota Semua Pihak Tingkatkan Pengawasan

Minggu, 19 Oktober 2025 - 12:09 WIB

PUPR Aceh Percepat Perbaikan Jalan Jelang MTQ ke-37 di Pidie Jaya

Selasa, 14 Oktober 2025 - 12:50 WIB

Tingkatkan Perlindungan Nasabah, BAS Teken MoU dengan Kejati Aceh

Berita Terbaru

Bali

Banda Aceh Raih Grand Prize di CityNet SDG Awards 2025

Selasa, 28 Okt 2025 - 14:39 WIB