Aceh Utara | Atjeh Terkini.id – Seiring perkembangan teknologi yang pesat, literasi digital menjadi keterampilan esensial di dunia pendidikan, termasuk dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Literasi digital bukan hanya sekadar kemampuan menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga mencakup pemahaman, analisis, dan pemanfaatan informasi digital secara kritis dan etis.
Hal inilah yang mengetuk pintu hati Pengurus Daerah Punggawa Madrasah Nasional Indonesia (PD PGMNI) Kabupaten Aceh Utara menggelar Pelatihan Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Literasi Digital selama dua hari, Selasa dan Rabu, 2 – 3 September 2025, di aula PLHUT Kantor Kemenag Aceh Utara.
Kegiatan yang diikuti puluhan guru Madrasah Ibtidaiyah di lingkungan Kemenag Aceh Utara, dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kemenag Aceh Utara, H. Fadli, S.Ag., M.Si diwakili Kasi Pendidikan Madrasah, Drs. H. Munzir, M.Pd, Selasa (02/09/2025).
Kata H. Munzir, melalui pelatihan dan pendampingan ini, para guru akan mendapatkan pemahaman dan keterampilan baru dalam merancang serta menerapkan pembelajaran berbasis teknologi. “Tentunya, para peserta dibekali dengan pengetahuan tentang berbagai aplikasi dan platform digital yang dapat dimanfaatkan untuk memperkaya metode pengajaran, seperti penggunaan presentasi interaktif, video pembelajaran, maupun alat kolaborasi daring,” ujarnya.
Lanjut Kasi Penmad, literasi digital adalah istilah yang sudah sangat familiar bagi pelaku pendidikan, baik guru maupun siswa, namun praktisnya istilah ini sangat jarang diterapkan dalam proses pembelajaran. Sehingga kreativitas guru dalam mempersiapkan materi dan media belajar menyongsong era digital kurikulum merdeka terbilang terbatas.
Sambungnya, oleh karena itu, sosialisasi maupun pelatihan dan pendampingan terkait dengan hal tersebut menjadi sebuah urgensi yang tidak bisa dihindari. “Dengan adanya pelatihan dan pendampingan dari PGMNI Aceh Utara, maka merasa sangat terbantu guru-guru madrasah dan kami sangat berterimakasih,” ucap Munzir.
Menyinggung tentang Kurikulum Cinta, Kasi Penmad menjelaskan bahwa bukanlah sebagai mata pelajaran baru, melainkan akan diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran yang sudah ada. Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam telah menyiapkan buku panduan yang akan menjadi acuan bagi para pendidik dalam menyisipkan nilai-nilai cinta, toleransi, dan spiritualitas ke dalam pembelajaran.
Menurutnya, pendidikan karakter di Indonesia membutuhkan inovasi yang lebih mendalam, salah satunya melalui pendekatan yang lebih integratif dan sistematis dalam kurikulum.
“Penerapan Kurikulum Cinta menjadi inisiatif dalam pengembangan pendidikan agama dan keagamaan yang bertujuan menanamkan nilai cinta kepada Allah, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak usia dini,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PD PGMNI Aceh Utara, Ridwan, S.Pd berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah sehingga guru dapat lebih efektif dalam mengajar dan memberikan inspirasi kepada siswa-siswi. Melalui pelatihan ini, diharapkan guru dapat membangun hubungan emosional yang kuat dengan siswa-siswa yang akan berdampak positif pada motivasi dan kepercayaan diri siswa dalam belajar.
Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai cinta, empati, dan solidaritas di antara guru, sehingga mereka dapat menjadi teladan bagi muridnya dalam menjalani hubungan yang sehat dan saling menghormati.
Tak hanya itu, kata Ridwan, pelatihan ini dapat memperkuat kerjasama dan kolaborasi antar guru, memungkinkan mereka untuk berbagi pengalaman, strategi, dan praktik terbaik dalam mengajar.
“Setiap guru yang mengikuti pelatihan ini dapat mengalami pengembangan diri yang signifikan, baik secara profesional maupun pribadi,” imbuhnya.
Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini untuk hari perdana adalah Fasilitator Program Guru Penggerak dan Fasilitator Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), Finsa Firlana Gusmara, S.Si, Guru MTsN 1 Aceh Tamiang
Sedangkan pada hari kedua kegiatan diisi Amniwati, S.Pd.I., M.Pd Kepala MAN 4 Aceh Utara. Ia adalah Fasilitator Guru penggerak, dan Instruktur Program Guru penggerak, juga Fasilitator Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk Kepala Sekolah.
Pelatihan Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Literasi Digital yang diikuti 47 peserta dari guru MI Negeri dan Swasta di Aceh Utara ini berlangsung antusias. Pelatihan pun diwarnai nuansa menyenangkan, dikombinasikan dengan penyampaian materi yang komunikatif dari narasumber.
Kegiatan yang digelar dua hari ini ditutup secara resmi oleh Kepala Kantor Kemenag Aceh Utara, H.Fadli, S.Ag., M.Si, pada Rabu (03/09/2025) sore, seraya berharap agar semua peserta benar-benar dapat mengimplementasikan ilmu dan pengalaman yang didapat dalam kegiatan pelatihan ini, demi kebaikan dan kemajuan pendidikan.
“Saling berbagi ilmu dengan teman-teman guru lainnya setiba di tempat tugas bapak-ibu nantinya,” pinta Kakankemenag Aceh Utara. (H.Yos
