Langsa | Atjeh Terkini.id – Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa bekerja sama dengan Kesbangpol Langsa, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Langsa mengelar Dialog Kerukunan Umat Beragama di Aula Kesbangpol Langsa, Selasa, (30/9/2025).
Dengan mengusung tema “Umat Rukun Indonesia Hebat”, giat tersebut menghadirkan tiga Nara sumber, diantaranya, Rektor IAIN Langsa, Ketua. FKUB Langsa dan Ketua PWI Langsa.
Wakil Rektor I IAIN Langsa, Dr. Amiruddin Yahya MA, dalam sambutannya saat membuka acara menyampaikan, Academic Partner merupakan bagian dari IAIN Langsa membangun kolaborasi dengan semua pihak.
“Bukan hanya didalam kampus tapi menjalin kerjasama dengan semua pihak dari luar kampus, termasuk PWI Langsa,” ujarnya.
Sementara itu Rektor IAIN Langsa, Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution MA dalam materinya mengatakan, merasa penting dengan kegiatan ini, kerjasama 4 lembaga besar, IAIN Langsa, Kesbangpol Langsa, FKUB Langsa, PWI Langsa.
“Ada kampus IAIN Langsa, dimana bisa mengambil peran dalam menjalin kerukunan beragama. Apalagi kota Langsa masyarakatnya multi kultural dan Plural,” papar Rektor.
Menurutnya, Langsa merupakan Kota kecil namun multi kultural dan plural jarang di lihat sebagai satu kekuatan, kalau itu yang sangat indah bila itu dikelola menjadi satu kekuatan.
“Kuncinya sederhana, pertama sikap saling menghargai, junjung tinggi antara agama ,etnis. Kedua, rawat komunikasi. Menjadikan Kota Langsa nampak indah dan baik. Nilai kebersamaan. InsyaAllah, menjadi masyarakat yang moderat tumbuh dari masa kemasa, sesuai dengan ideologi negara NKRI yaitu Pancasila,” ujarnya lagi.
Ketua FKUB Drs Hasanuddin, mengatakan pembinaan kerukunan umat beragama ini sangat bermanfaat. Bisa memberikan kontribusi membangun.
“Indek kerukunan 72, 42 persen. Warga Langsa memberikan kontribusi untuk meningkatkan index tersebut. Langsa menjadi kota yang tolerans, mewujudkan hal positif dalam rangka meningkatkan toleransi, saling pengertian, menghargai satu sama lain,” papar Drs.Hasanuddin.
Rukun antara umat beragama, tidak boleh mengklaim agama yang benar, bila ada pihak-pihak tertentu mengunakan agama untuk menentang pemerintah.
Diperlukan kearifan dalam menyikapi keberagaman agama. Persatuan itu karena adanya perbedaan, kemajemukan, Suku, Ras, Agama dan antar golongan.
“Peran FKUB mencegah konflik, pemahaman, menyatukan elemen masyarakat NKRI. Dialog keberagaman dengan semua pihak, mendeteksi dini guna mencegah,” katanya.
Menghimbau kepada masyarakat bisa ada kericuhan jangan main hakim sendiri. Mencegah terjadinya konflik, Fungsi FKUB menjadi mediator dan fasilitator dialog untuk menghindari konflik beragama.
Terakhir, Ketua PWI Langsa Putra Zulfirman mengatakan, Pers menjadi instrumen menyebarkan informasi. Dilarang menyebarkan informasi yang menjadi penyebab terjadinya konflik, apalagi terkait dengan kerukunan antar umat beragama.
“Kode Etik Jurnalistik Pasal 8 menyatakan bahwa, Wartawan Indonesia tidak boleh menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang berdasarkan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak boleh merendahkan martabat orang yang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani,” ujar Putra.
Putra berharap, giat ini menjadi jembatan komunikasi antar pihak. Serta membahas isu sosial berkaitan dengan peran pers.
“Terakhir saya simpulkan “komunikasi” menjadi kata kunci keberhasilan dalam merawat kerukunan dalam wadah NKRI,” tandas Putra diakhir materinya.
Sementara itu, Kaban Kesbangpol Langsa Drs Zulhadisyah Sulaiman MSP menutup dialog ini dengan mengatakan Kesbangpol Langsa siap menfasilitasi kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama.
“Kami siap membantu bila diperlukan pinjam pakai aula silahkan digunakan untuk kepentingan tersebut,” kata Zulhadisyah.
Kegiatan itu semakin menarik dan hangat dengan adanya tanya jawab Antara peserta dan pemateri seputar kerukunan umat beragama serta isi isu yang berkembang belakangnya ini tentang kehidupan bernegara dan berbangsa dengan keberagaman, Agama, Ras, Suku dan antar Golongan.(**)