Tapaktuan | Atjeh Terkini.id — Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Aceh Selatan, Hartini, membantah keras informasi yang beredar terkait adanya pembahasan mengenai refreshing atau bentuk hiburan lainnya dalam diskusi antara wartawan dan Bupati Aceh Selatan pada Jumat petang di Pendopo Bupati. Menurutnya, kabar tersebut tidak benar, menyesatkan, dan dapat mencoreng integritas jurnalis yang hadir.
Diskusi yang berlangsung hingga menjelang azan magrib itu sepenuhnya fokus pada isu-isu penting terkait kinerja pemerintah daerah, transparansi informasi, dan dinamika lapangan. Para wartawan menyampaikan berbagai masukan dan pertanyaan, sementara Bupati Aceh Selatan menanggapi satu persatu secara terbuka.
Hartini menegaskan bahwa tidak ada satu pun pembicaraan yang mengarah pada refreshing selama forum berlangsung.
“Forum itu berlangsung serius dan profesional. Tidak ada pembahasan refreshing seperti yang diberitakan pihak-pihak tertentu. Informasi itu tidak benar dan menyesatkan,” tegas Hartini, Minggu (16/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa memang seusai forum, beberapa wartawan sempat berbicara secara informal dengan Bupati sambil menunggu sesi foto bersama, namun percakapan tersebut tidak ada kaitan dengan isu yang digoreng di luar konteks.
Hartini juga menegaskan bahwa IWO Aceh Selatan tidak pernah meminta, tidak tertarik, dan tidak akan menerima tawaran apa pun yang dapat menurunkan martabat profesi.
“Kami tahu batas kami sebagai jurnalis. Tugas kami mengawasi kebijakan publik, mengkritisi jika perlu, dan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Bukan mencari fasilitas atau hal-hal yang melanggar etika profesi,” ujarnya.
Ia menilai bahwa isu tersebut bisa berdampak buruk pada citra dunia pers di Aceh Selatan jika tidak segera diluruskan.
“Kami meminta semua pihak untuk tidak mudah menyebarkan kabar yang tidak akurat. Ini menyangkut marwah organisasi dan kepercayaan publik terhadap wartawan,” tutup Hartini.
Dengan pernyataan tegas ini, IWO Aceh Selatan berharap masyarakat mendapatkan informasi yang benar serta tidak terpengaruh oleh narasi yang tidak sesuai fakta.(Khairul Miza)














