Aceh Tamiang | Atjeh Terkini.id – Banjir yang mendera Kabupaten Aceh Tamiang meluluh lantakkan ribuan infrastruktur dan korban jiwa. Mulai dari rumah penduduk hingga fasilitas umum lainnya.
Keadaan tersebut, Bupati Aceh Tamiang Armia Fahmi, menetapkan status bencana di daerah itu. Pemerintah daerah dibantu Pemerintah Aceh dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terus berupaya melakukan penanggulangan.
Berbagai upaya dilakukan termasuk membangun komunikasi guna mendatangkan bantuan logistik, obat obatan dan penanganan pasca banjir.
Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 51.762 kepala keluarga (KK) atau total 206.903 jiwa harus mengungsi, akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi sejak Rabu (26/11/2025).
Kondisi ini diperparah dengan padamnya arus listrik dan terputus koneksi telekomunikasi. Membuat warga kian terpuruk ditengah musibah tersebut.
Sejauh ini, Rabu (4/12/25), 18 orang dikabarkan meninggal dunia dan seorang mengalami luka-luka. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya logistik dan hampir seluruh kecamatan terisolasi.
Salah seorang korban Amir menyebut, ketinggian air mencapai 2-3 meter dengan arus deras. Di pemukiman Kota Lintang bawah banyak rumah tersapu banjir, mobil terendam.
“Rumah saya tak berbekas di hantam banjir. Saat ini saya dan keluarga berada di pengungsian,” papar Amir lirih kepada Aceh Terkini.id, Kamis (4/12/2025).
Meski internet sudah dapat di akses dan mendapatkan makanan di pengungsian, tapi bagi kami yang kehilangan tempat tinggal tak berarti apa – apa, makanan hanya untuk bertahan hidup.
“Saya mengharapkan sepenuhnya bantuan dari Pemerintah, karena saya tak mampu lagi membangun rumah dengan ekonomi yang sangat terbatas,” pungkas Amir.(**)















