ACEH BARAT I Atjeh Terkini.id – Pasca banjir besar sejak hari rabu dan kamis melanda sejumlah gampong Se-Kecamatan Pante Ceureumen Aceh Barat membuat sejumlah rumah warga ambruk di hantam banjir sejak Kamis – Jumat 28/11/2025.
Salah satunya yang terparah adalah Gampong Jambak selaian kehancuran rumah warga juga kehilangan harta benda sebagian kini masih mencari sisa barang-barang yang hilang dalam puing-puing yang ada. Sementara sebagian lainnya bertahan di dataran tinggi khawatir banjir susulan akan tiba

Demikian juga kondisi kantor Keuchik gampong Jambak, sekolah, serta sejumlah rumah warga lainnyan hilang di hantam banjir oleh arus deras turun dari perbukitan, antara lain termasuk termasuk usaha sarang walet milik Tgk Adaman hancur total.
Keuchik gampong Jambak, Lainaidi, mengisahkan tentang musibah yang melanda bangunan dan rumah warga nyaris tidak menyisakan apa pun. “Sejumlah Dokumen tak sempat di selamatkan hanyut di bawa banjir,” ujar singkat.
Hilangnya kantor desa membuat administrasi pemerintahan lumpuh sementara. Pelayanan publik seperti pengurusan surat, bantuan sosial, dan koordinasi tanggap darurat terpaksa dilakukan secara darurat di rumah warga Sekolah Runtuh, Proses Belajar Mengajar Terhenti buku-buku hanyut, dan peralatan belajar hilang terseret ke sungai.
“Kami bingung harus belajar dimana nanti Sekolah rusak berat, tidak bisa dipakai sama sekali,” ujar salah seorang guru.
Musibah banjir kali ini sangat parah bahkan sejumlah fasilitas umum merusak parah dan roboh terbentur oleh kayu bawaan banjir dan sebagian yang lain hilang diterseret arus deras.
Sebagaimana diketahui segian warga yang kehilangan rumah bertahan mengungsi kedataran tinggi bertahan dengan peralatan apa adanya sambari menanti bantuan dari pemerintah.
Tidak hanya itu selain kehingan tempat tinggal sejumlah infrastuktur rusak parah Listrik dan Internet Masih Mati, Akses Komunikasi Terbatas sampai hari ini. Tentunya imbas daripada musibah sampai sekarang ini membuat proses pelaporan, pendataan, dan koordinasi bantuan menjadi terhambat.
Untuk hindari gelab gulita warga gampong jambak hanya bisa mengandalkan alat komunikasi seadanya dan sambungan listrik darurat dari genset kecil.
Sebagian besar warga memilih bertahan di pengungsian darurat di dataran tinggi karena kondisi desa belum sepenuhnya aman.
Hujan yang masih turun sesekali membuat mereka waspada terhadap potensi banjir susulan, Anak-anak, perempuan, dan lansia berkumpul di pos-pos kecil yang dibuat warga secara swadaya. Bantuan logistik masih minim dan belum merata.
Lainaidi salah seorang warga setempat berharap kepada Pemerintah kabupaten Aceh barat segerakan bantuan secepatnya untuk pemulihan yang sekara ini fasilitas umum, terutama Kantor Gampong (Kagam) dan sekolah.
“Kami sangat berharap bantuan segera turun. Kondisi warga berat, banyak yang kehilangan rumah dan tempat usaha,” katanya.
Masih kata Lainaidi. Sejak pasca banjir dua hari yang lalu hingga Jumat malam, pendataan masih terus dilakukan dan jumlah kerusakan diperkirakan akan bertambah seiring terkumpulnya informasi dari lapangan. Demikan pungkasnya. (TATAM).















