Aceh Selatan | Atjeh Terkini.id — Ancaman abrasi di aliran Sungai Kluet kembali menjadi perhatian serius masyarakat di Gampong Kedee Padang dan Gampong Rantau Benuang Lama, Kecamatan Kluet Utara. Sedikitnya 60 hektare areal persawahan produktif di kawasan tersebut dinilai rawan rusak jika tanggul pengaman tidak segera dibangun.
Areal persawahan yang berada dalam satu hamparan itu kini berada dalam kondisi rentan. Tanpa adanya intervensi teknis dari pemerintah, jebolnya aliran sungai dapat menyebabkan luapan air langsung menerjang sawah, memicu potensi gagal tanam hingga gagal panen pada musim berikutnya.
Salah seorang warga setempat, Jalaluddin atau Buyung Tangah, menyampaikan kegusaran masyarakat atas kondisi yang terus memburuk dari tahun ke tahun. Menurutnya, jarak antara bibir sungai dengan area persawahan semakin menyempit akibat derasnya arus dan erosi yang tak terbendung.
“Kami sangat khawatir. Kalau sungai ini putus atau jebol, airnya akan langsung masuk ke sawah. Luas sawah di sini sekitar 60 hektare. Ini sumber penghasilan kami,” ujarnya, Minggu (23/11/2025).
Ia menegaskan bahwa kondisi lapangan sudah tidak lagi berada pada tahap antisipasi biasa, melainkan membutuhkan tindakan cepat dan terukur dari pemerintah daerah maupun instansi teknis terkait.
“Harapan kami, pemerintah cepat turun tangan. Jangan menunggu sampai sawah benar-benar hanyut,” tegasnya.
Masyarakat mengingatkan bahwa kerusakan lahan pertanian di Kluet Utara bukan hanya persoalan petani, melainkan dapat berdampak pada ketahanan pangan lokal. Mereka berharap pemerintah tidak hanya sekadar mencatat laporan, tetapi juga mewujudkan langkah nyata, terutama pembangunan tanggul penahan yang selama ini terus diharapkan.
Dengan kondisi abrasi yang semakin agresif, warga meminta agar isu ini masuk dalam prioritas penanganan sebelum kerusakan yang lebih besar terjadi.(Khairul Miza)















