Langsa | Atjeh Terkini.id – Di tengah meningkatnya permasalahan sampah yang belum tertangani secara optimal, muncul berbagai inovasi mengubah limbah sampah menjadi peluang.
Diinisiasi Kepala SD 11 Langsa, Anita Tresia S.Pd, MM, beberapa Kepala Sekolah melalui Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) melakukan program kerja menanggulangi/mengurai sampah bertempat di jalan Elak kebun baru Gampong PB. Seulemak, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa, Minggu (35/5/25).
“Pengelolaan sampah kini tak hanya sebatas aktivitas pelestarian lingkungan, tetapi telah berkembang menjadi gerakan kreatif yang menghasilkan karya bernilai ekonomis,” ujar Anita.
Menurutnya, berdasarkan edukasi dari penerapan Adiwiyata Mandiri yang diperolehnya, dibagikan kepada seluruh kepala sekolah beserta guru untuk pembuatan paving Block dari pemilahan sampah plastic dan pembuatan pupuk cair dari sisa kulit buah.
Giat tersebut melibatkan kepala sekolah bersama dewan guru sebanyak 39 sekolah antara lain, SDN 11, SDN 1, SDN 2 Seulalah, SDN 1 Matang Seulimeng, SDN Telaga Tujuh, SDN Alue Merbau,SDN Siderejo, SDN 12.
Selanjutnya SDN Sungai Pauh, SDN Merandeh 1, SDN Merandeh 2, SDN 10, SDN Matang Setui, SDN Gp. Baroh, SDN 2 Alue Dua, SDN AL Kausar, Sdn 1 Karang Anyar, SDN 2 Karang Anyar, SDN 13, SDN 7, SDN Kebun Baru, SDN Gedubang Jawa, SDN Ko. Jawa, SDN Kebun Lama 1, SDN Payah Bujuk Teungoh.

SDN 10, SDN Buket Rata, SDN 15, SDN Cinta Raja, SDN Kebun Lama 1, SDS 1 Muhamadiyah, SDN Percontohan, SDN 8, SDN 5, SDN Alue Dua, SDN Perumnas, SDN Langsa Lama, SDN Gampong Teungoh dan SDN 3.
Terpisah Kepala Disdikbud Kota Langsa Dra Suhartini M.Pd mengatakan, sampah mejadi musuh terbesar saat ini, daur ulang sampah dapat meningkatkan nilai ekonomis bagi sekolah dalam hal;
1. Mengurangi biaya operasional untuk pengelolaan dibuat paving blok untuk menapaki jalan – jala becek dan berlubang di sekolah.
2. Meningkatkan kesadaran lingkungan siswa dan masyarakat sekolah tentang pentingnya menjaga lingkungan.
3. Menghasilkan pendapatan dari kewirausahaan penjualan sampah yang telah diolah dan dapat digunakan kembali.
4. Menjadi contoh bg org lain dalam membuat produk baru dari bahan bekas.
5. Menjadi bagian dari pendidikan lingkungan di sekolah, sehingga siswa dapat memahami pentingnya menjaga lingkungan.
“Ini lah teman K3S mempunyai ide dalam program kerja mereka dengan linkungan yang bersih bebas dari sampah, dengan demikian sekolah telah menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan siswa,” ujar Kadis Dikbud.

Anita juga memaparkan langkah pembuatan paving block;
Pertama melakukan pemilahan sampah plastic (kantong kresek, botol air, plastik kemasan), Pencacahan sampah plastik menjadi potongan kecil agar mudah meleleh dan tercampur rata memanaskan sampah plastik di wajan logam atau drum dengan api sedang hingga meleleh. Masukkan pasir ke dalam plastik cair (perbandingan umum: 70% pasir : 30% plastik).
Selanjutnya, tuangkan adonan ke dalam cetakan paving block yang sudah dilapisi oli atau air sabun agar tidak lengket agar paving block cepat lepas dari cetakkan masukkan ke dalam air.
Keluarkan paving block dari cetakan, lalu jemur di tempat teduh selama 1–2 hari agar benar-benar keras selain mengurai sampah menjadi paving block.
Selanjutnya cara membuat pupuk cair, Daeri sisa kulit buah. Adapun langkah pembuatannya dengan menggunakan rasio bahan dasar: 3 : 1 : 10 yaitu 300 gram kulit buah, 100 gram gula merah dan 1 liter air.
“Demikian pemaparan cara pembuatan paving blok dan pupuk cair dari limbah sampah,” pungkas Anita.(**)