Aceh Barat | Atjeh Terkini.id – Polemik tapal batas antara Kecamatan Pante Ceureumen (Aceh Barat) dan Kecamatan Seunagan Timur (Nagan Raya) kian memanas.
Panglima Buyong, mantan Panglima GAM Sagoe Dua Pante Ceureumen, dengan tegas memperingatkan para tokoh di Nagan Raya agar tidak sembarangan mengklaim wilayah perbatasan.
“Jangan asal klaim. Batas itu jelas, jalan PT RGM adalah garis pemisah. Air yang jatuh ke Krung Kila masuk ke wilayah Nagan, sedangkan air yang jatuh ke Krung Bajikan adalah wilayah Pante Ceureumen, Aceh Barat,” tegas Panglima Buyong, Senin (22/9/2025).
Menurutnya, penyelesaian sengketa tapal batas tidak bisa dilakukan dengan opini sepihak. “Alangkah baiknya tokoh Nagan Raya dan tokoh Aceh Barat sama-sama turun ke lokasi. Jangan hanya bicara dari jauh lalu memicu perdebatan yang bisa berujung konflik,” ujarnya.
Ia menambahkan, para mantan kombatan lebih memahami medan dan kondisi hutan di kawasan tersebut. “Karena kawasan hutan itu dulu tempat kami hidup. Kami lebih tahu persis di mana batas-batasnya,” ungkapnya.
Panglima Buyong mendesak pemerintah daerah di kedua kabupaten segera turun tangan memfasilitasi pertemuan dan peninjauan bersama, agar persoalan tapal batas tidak berkembang menjadi masalah sosial yang lebih besar.(**)















